Menanti Kehancuran Amerika dan Eropa (Sebuah Pengantar)

Apabila di masa lampau, permusuhan Barat terhadap Islam dan kaum
muslimin hanya berwujud dalam satu bentuk, yaitu perang fisik
salibiyah (Crusades) yang berlangsung selama 200 tahun, maka pada
masa-masa setelahnya hingga hari ini dan bahkan hingga masa-masa
mendatang, permusuhan Barat memencar di dalam berbagai bentuk dan
dalam segala bidang kehidupan, membuka jari-jemarinya menjangkau
segala bagian yang ada.

Untuk meruntuhkan Daulah Utsmaniyyah yang saat itu menjadi benteng
pembela dan penegak Islam yang menyatukan seluruh dunia Islam,
bangsa-bangsa Nasrani Barat telah melancarkan berbagai makar dan
konspirasi selama 6 abad. Selama masa lebih dari 150 tahun (1103-1256
H = 1695-1839 M), Barat beramai-ramai mengeroyok Daulah Utsmaniyah,
dipimpin oleh empat negara super power dunia saat itu, yaitu Inggris,
Perancis, Rusia, dan Autria. Usaha untuk mencabik-cabik dan
meruntuhkan menara Islam ini akhirnya berhasil, melalui adu domba
Daulah Utsmaniyah dengan bangsa Arab pada Perang Dunia I. Perang yang
berakhir dengan perjanjian Versailles 1919 M itu, membagi-bagi wilayah
kekuasaan Daulah Utsmaniyah untuk negara-negara dan mengizinkan
tentara Sekutu menduduki Istambul.



Di samping melancarkan peperangan selama 6 abad melawan Daulah
Utsmaniyah, Barat juga melancarkan peperangan kepada Islam dan kaum
muslimin melalui 5 jurus maut, yaitu:
a. Orientalisme, yaitu usaha-usaha pengkajian dan penelitian terhadap
Islam dan kaum muslimin, dengan tujuan menghancurkan Islam dari dalam.
b. Kristenisasi. Barat menjadikan koloniaslime dan imperalisme sebagai
kendaraan awal bagi pengkristenan dan pemurtadan kaum muslimin.
Setelah kaum imperialis Barat berhasil diusir dari dunia Islam,
kristenisasi tetap dijalankan dan bahkan semakin intensif.
c. Kolonialisme dan imperalisme, dengan bergerak di lapangan politik
penjajahan dan perebutan monopoli ekonomi. Inggris, Perancis, Spanyol,
Portugis, Austria, Belanda, Italia, Rusia dan negara-negara Barat
lainnya menjajah wilayah dunia Islam merampas harta kekayaannya,
memperbudak dan memperbodohi kaum muslimin selama tak kurang dari 350
tahun.
d. Imperialisme kebudayaan, sejak dari paham sekulerisme sampai kepada
paham atheisme dan komunisme, sejak dari paham kapitalisme liberal
sampai kepada paham sosialisme. Budaya dan gaya hidup yang lepas dari
tuntunan syariat, akal sehat, dan fitrah yang lurus diekspor secara
halus dan paksaan, agar diadopsi oleh dunia islam.
e. Zionisme. Melalui bantuan Inggris, Perancis, Amerika, dan Rusia
kaum Yahudi akhirnya merampas bumi Palestina dari tangan kaum
muslimin, dan mendirikan negara Israel.
Kelima jurus maut Barat ini sampai saat ini tetap dipertahankan dan
bahkan kuantitas dan kualitasnya senantiasa ditingkatkan Permusuhan
Barat yang merepresentasikan peradaban Yahudi, Nasrani, komunis, dan
paganis, terhadap dunia Islam ternyata tidak pernah surut. Justru,
semakin hari semakin bertambah tebal, kuat, dan ganas. Apa yang saat
ini mereka sebut sebagai `Perang Melawan Terorisme Global', juga
invasi militer ke Afghanistan dan Irak, hanya semakin mengkuatkan
kebenaran dan kepastian realita `benturan antara kebenaran dan
kebatilan' yang telah ditegaskan oleh Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Perang dan permusuhan dunia Barat terhadap Islam dan kaum muslimin
memang telah, sedang, dan akan senantiasa berlangsung. Baik duniua
Barat diwakili oleh satu pihak maupun oleh banyak pihak, karena
sejatinya kekafiran itu adalah agama yang satu.

Uni soviet yang mengusung komunisme memang telah runtuh. Amerika
Serikat yang memimpin sekutu-sekutunya dari Eropa Barat, Australia,
Jepang, dan Korea Selatan kini muncul sebagai satu-satunya negara
super power dunia. Dengan kekuatan militer, politik, ekonomi, dan
budaya yang dimilikinya, Amerika tampil mengangkangi segala negara dan
lembaga di dunia, tak terkecuali PBB. Dengan leluasa, Amerika bisa
melanggar peraturan PBB, tanpa ada seorang pun dan sebuah negara pun
yang bisa mencegah dan menghukumnya.

Francis Fukuyama menyebutnya sebagai sebuah akhir dari evolusi
sejarah. Perjalanan sejarah, menurutnya, kini telah berakhir dengan
kemenangan demokrasi sebagai ideologi politik dan kapitalisme liberal
sebagai ideologi ekonomi.

Benarkah demikian? Klaim Fukuyama ternyata banyak ditentang oleh para
ilmuwan dan tokoh barat sendiri. Bernard Lewis dan Samuel Huntington
memandang bahwa `clash of civilizations' benturan peradaban (baca:
pertarungan antara kebenaran dan kebatilan) akan tetap berlangsung.
Setelah komunisme runtuh, musuh Barat berikutnya adalah Islam.
Perbedaan yang mendasar antara ideologi, sejarah, dan karakteristik
peradaban Islam dengan Barat, merupakan penyebab utama ditempatkannya
Islam sebagai `musuh' dari peradaban Barat.

Dari sini, perang melawan Islam dan kaum muslimin yang dikemas secara
sistematis dan teorganisir dalam sandi `perang melawan terorisme
global' pun dicanangkan oleh AS dan diamini oleh lebih dari 95% negara
anggota PBB, tak terkecuali sebagian besar negara yang berpenduduk
mayoritas muslim. Umat Islam yang ingin hidup berdasar Al-Qur'an dan
As-Sunnah, diberi stempel `fundamentalis Islam' dan `teroris Islam'
yang harus diburu dan dimusnahkan. Afghanistan dan Irak menjadi korban
pertama umat Islam dari kebrutalan Barat.

Dalam suasana yang memprihatinkan seperti ini, banyak umat Islam
sendiri yang merasa pesimis dengan masa depan Islam. Abad XV Hijriyah
yang beberapa dekade sebelumnya diprediksikan oleh banyak tokoh Barat
dan Islam sebagai masa kebangkitan Islam, Ash-Shahwah Al-Islamiyyah,
akankah berakhir dengan tragis dan memilukan? Tidak adakah secercah
harapan untuk kebangkitan umat Islam? Haruskah umat Islam mengekor dan
menyerah kalah kepada Barat, dengan menerima demokrasi, kapitalisme,
dan liberalisme secara bulat, sebagaimana yang telah dilakukan oleh
sebagian kaum muslimin yang telah ter-Baratkan?

Berbeda dengan segelintir umat Islam yang pesimis tersebut, buku ini
mempaparkan fakta dan harapan yang sebaliknya. Buku ini menguatkan
keyakinan para tokoh umat Islam sebelumnya, seperti Syaikh Abul Hasan
Ali Al-Hasani An-Nadawi, Sayud Qutub, Muhammad Qutub, Abdullah Azzam,
dan banyak tokoh muslim lainnya. Keyakinan mereka akan masa depan
Islam yang gemilang dan tampilnya Islam di panggung sejarah sebagai
rahmatan lil-`alamin, bukanlah sebuah utopia belaka. Keyakinan ini
tumbuh dari nash-nash Al-Qur'an dan As-Sunnah yang menegaskan akan
kembali berjayanya Islam dengan memimpin seluruh dunia, dan realitas
peradaban Barat yang kini tengah sempoyongan.

Dalam buku ini, Penulis memaparkan fakta-fakta terbaru secara jelas
dan rinci tentang kondisi proses kerusakan yang tengah dihadapi oleh
Amerika dan sekutu-sekutunya dalam segala lini kehidupan. Sebuah
penjelasan yang sangat memuaskan, tak terbantahkan, dan dibenarkan
oleh para tokoh dan ilmuwan Amerika dan Eropa sendiri. Dikuatkan oleh
banyak ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits shahih keyakinan bahwa
kemenangan Islam akan segera tiba, nampaknya sudah dipelupuk mata.
Islam, secara pasti, akan mampu memenangkan benturan peradaban melawan
super power kebatilan itu.

Namun, kapan kemenangan Islam dan keruntuhan Amerika itu akan terjadi?
Siapakah gerangan umat Islam yang akan meretas jalan menuju kembalinya
Islam ke pentas kepemimpinan dunia tersebut. Bagaimana karakteristik
generasi baru harapan Islam tersebut? Bagaimana proses terjadinya
peralihan kekuasaan di panggung dunia ini? Ilmu, amal, rencana, dan
langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh untuk merealisasikan
segala harapan dan keyakinan tersebut?

Anda, Insya Allah, akan menemukan jawaban dari segala pertanyaan di
atas dan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan lainnya dalam buku yang
sangat istimewa ini. Baca dan simaklah dengan seksama, niscaya Anda
akan menemukan kepuasaan dan keyakinan yang prima. Selamat menikmati.

BUKU SERI AKHIR ZAMAN TERBARU
KARYA : ABU FATIAH AL ADNANI - ABU LAILA ABDURRAHMAN
MENANTI KEHANCURAN AMERIKA DAN EROPA

Dikutip dari : Granadamediatama

No comments: