Operator Selulerpun Tidak Bisa Baca Isi Pesan

Dewasa ini, tidak bisa dipungkiri kalau ponsel merupakan alat komunikasi yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Di luar fungsi utamanya yaitu menelepon, ponsel paling sering digunakan untuk mengirim pesan (SMS).
Kenapa SMS begitu populer? Alasannya mudah, pesan bisa tersampaikan dan biayanya murah. Tapi perlu diketahui, setiap pesan yang kita kirim, otomatis akan bisa dibaca oleh operator seluler.
Hal ini tentu sangat tidak cocok untuk orang-orang khusus yang sedang menjalankan misi rahasia (badan intelijen misalnya). Pesan yang mestinya jadi rahasia, malah diketahui orang lain.
Dengan pemikiran seperti itu, akhirnya dua pelajar Universitas Brawijaya Malang, Rosydi Hamna dam Arthi Ayuwibawa, membuat aplikasi untuk mengacak pesan. "Ini sama dengan kode rahasia. Jadi, orang yang semestinya tidak membaca, tidak akan bisa membaca," ucap Ayu.



Untuk mengacak isi pesan, aplikasi buatan mereka ini menggunakan algoritma blowsish. Sedangkan bahasa pemrograman yang digunakan yaitu Java G2ME.
Alasan dibalik penggunaan bahasa Java G2ME adalah tingkat kompatibel yang tinggi. "G2ME support dengan banyak ponsel. Bukan hanya itu, G2ME juga merupakan bahasa pemrograman yang gratis," jelas Ayu.
Untuk mulai memakai aplikasi ini, kita harus meng-install terlebih dahulu. Tidak perlu khawatir susah! Ketika installer ditransfer ke ponsel, maka dia akan otomatis meng-install. Yang perlu diperhatikan, installer hanya bisa ditransfer melalui Bluetooth. Jadi, ponsel yang bisa memakai aplikasi ini juga ponsel yang memiliki Bluetooth.
Ketika ingin mengirim SMS secara rahasia, yang perlu kita lakukan tidak jauh berbeda dengan mengirim SMS biasa. Hanya saja, sebelum mengirim, kita memilih pilihan untuk mengacak pesan. Begitu pesan teracak, baru kita kirim ke nomor yang kita inginkan.
Setelah SMS diterima nomor tujuan kita, maka bentuknya akan berupa kalimat acak. Agar bisa dibaca, kita harus mengembalikannya ke bentuk semula. Mengembalikan pesan tidak bisa dilakukan hanya dengan menekan tombol dekripsi, kita juga harus memasukkan key.
Apa itu key? Key adalah rangkaian karakter yang telah disepakati kedua pihak, pengirim dan penerima. Selama tidak tahu key, maka isi pesan tidak akan bisa dibuka.
Dalam pengembangannya, aplikasi ini memakan waktu 2 bulan. Kendala terbesar ada pada implementasi algoritma blowfish. "Tidak butuh biaya yang besar juga dalam membuat aplikasi ini. Cukup bermodal ponsel," ujar Ayu. (dey)

Oleh:
Rosydi Hamna
Arthi Ayuwibawa
Mahasiswa Unibraw Malang

No comments: