"Why the US attacked Iraq and Afghanistan?"

Dialog seorang anak di amerika dan ayahnya tentang mengapa Amerika menyerang irak dan afghanistan
di petik dari tulisan :H.Muh.Nur Abdurrahman
"diterjemahkan secara bebas"

Anak: Mengapalah pula kita harus menyerang Iraq, bapak?
Ayah: Oh, pastilah itu, tersebab Iraq punya senjata pemusnah massal, buyung.

Anak: Tapi bapak, itu inspektur PBB tak menemukan sedikitpun senjata itu.
Ayah: Oh, karena senjata pemusnah itu disembunyikan mereka.

Anak: Jadi itulah sebabnya kita serbu Iraq?
Ayah: Betul sekali, menyerbu Iraq lebih baik dari inspeksinya PBB.

Anak: Tapi bapak, setelah kita duduki Iraq, tetaplah senjata itu tak ditemukan, bukan?
Ayah: Oh, orang Iraq menyembunyikannya dengan baik. Tak perlulah kau kuatir, pasti ditemukan juga boleh jadi sesaat sebelum Pilpres tahun 2004 nanti.

Anak: Untuk apa bagi Iraq senjata pemusnah massal itu?
Ayah: Dipakai untuk perang, pandir.



Anak: Tidaklah aku mengerti, kalaulah mereka punya senjata itu untuk dipakai perang, tak masuklah di akalku, tatkala kita serbu mereka, lalu mengapa pula tak mereka pakai senjata itu untuk melawan kita!
Ayah: Oh begini, prinsip mereka, senjata pembunuh massal itu sangat dirahasiakan, sehingga mereka memilih lebih baik mati ribu-ribuan daripada mempergunakannya dalam perang melawan kita.

Anak: Tetap tak masuk di akalku, memilih ribu-ribuan mati daripada mempergunakan senjata pembunuh massalnya itu.
Ayah: Mereka punya budaya tidak sama dengan budaya kita, bagi kita tak masuk akal, tapi menurut budaya mereka, itu masuk akal.

Anak: Ah, juga tak masuk di akalku budaya kita berbeda dengan budaya mereka dalam hal perang. Yang lebih masuk akal, mereka tak punya senjata pemusnah massal itu, seperti yang Pemerintah kita tuduhkan.
Ayah: Sebenarnya taklah begitu penting mereka punya senjata itu atau tidak. Kita masih punya alasan lain untuk memerangi mereka.

Anak: Oh, apa itu?
Ayah: Sungguhpun Iraq tidak punya senjata pembunuh massal, Saddam Hussein adalah seorang diktator yang kejam. Alasan ini sudah cukup bagi kita untuk memerangi Iraq.

Anak: Kekejaman apalah yang dilakukan Saddam Husain itu?
Ayah: Ia menyiksa rakyatnya sendiri.

Anak: Seperti dilakukan Pemerintah Cina terhadap rakyatnya?
Ayah: Tak boleh kau bandingkan Iraq dengan Cina, sebab Cina menguntungkan kita dari segi ekonomi. Perusahaan kita yang ditanam di Cina sangat menguntungkan karena di Cina upah buruhnya sangat rendah. Cina bikin kaya perusahaan Amerika.

Anak: Oh, jadi kalau Cina membiarkan rakyatnya diperas tenaganya oleh perusahaan Amerika, walaupun negara itu menyiksa rakyatnya sendiri, maka Cina itu negara yang bagus?
Ayah: Betul sekali, buyung.
***

Anak: Mengapa pula kita memerangi Afghanistan?
Ayah: Karena apa yang mereka perbuat atas peristiwa WTC 11 Sept itu.

Anak: Ada apa urusannya dengan Afghanistan terhadap kita dalam peristiwa itu?
Ayah: Waktu itu empat pesawat terbang kita dibajak oleh 19 orang, di antaranya 15 orang Arab Saudi, kemudian dua pesawat ditabrakkan pada gedung WTC dan sebuah pada Pentagon, dan menjadi korban lebih 3000 orang Amerika terbunuh.

Anak: Orang Arab yang melakukan, orang Afghan yang disalahkan, cerita apa itu.
Ayah: Orang-orang Arab itu dilatih di Afghanistan yang diperintah oleh Thaliban yang represif.

Anak: Tapi bukankah Pemerintah Bush memberikan kepada Thaliban 43 juta dollar bulan Mei 2001 yang lalu?
Ayah: Ya, ya, itu hadiah kepada Thaliban karena berhasil memberantas perkebunan candu.

Anak: Bagaimana Thaliban berhasil dengan pekerjaan hebat itu?
Ayah: Sangatlah sederhana. Yang ketahuan bertanam candu dipotong tangannya.

Anak: Lalu bagaimana pula jika Thaliban memotong tangan untuk pelanggaran yang lain?
Ayah: Kalau untuk membasmi candu, itu bagus sanksi potong tangan. Tapi kalau tangan pencuri dipotong, itu kejam.

Anak: Tapi di Arab Saudi, bukankah tangan pencuri dipotong juga?
Ayah: Oh, itu beda. Afghanistan diperintah oleh rejim tirani patriarki yang menindas perempuan, yang dipaksa pakai burqa di tempat publik.

Anak: Tapi bapak, bukankah di Saudi juga perempuan disuruh pakai burqa.
Ayah: Beda buyung, di Arab Saudi perempuan pakai pakaian penutup tubuh Islam tradisional.

Anak: Di mana letak bedanya?
Ayah: Burqa penutup tubuh perempuan di Arab Saudi yang menutup seluruh tubuh kecuali mata dan jari-jari tangan adalah model pakaian bagi perempuan Islam tradisional. Sedangkan Sedangkan burqa di Afghanistan untuk menutup seluruh tubuh perempuan kecuali mata dan jari-jari tangan, adalah alat kejam dari rejim penindas patriarkis Thaliban.

Anak: Lagi-lagi tak kulihat bedanya.
Ayah: Buyung, buyung, sangat beda Arab Saudi sahabat kita, sedang Thaliban musuh kita.

Anak: Siapa yang melatih orang-orang Arab pembacak pesawat itu di Afghanistan?
Ayah: Orang yang sangat jahat sekali, namanya Osama bin Laden.

Anak: Bukankah Osama orang Arab Saudi juga, jadi ia sahabat kita.
Ayah: Oh, oh, buyung, buyung.

Anak: Bapak, perang itu baik atau jahat?
Ayah: Perang itu baik kalau menguntungkan kekuasaan dan ekonomi kita, jahat kalau merugikan kita.

Anak: Selain itu apa lagi baiknya perang?
Ayah: Yaitu kalau Tuhan di pihak Amerika.

Anak: Jadi kita memerangi Afghanistan dan Iraq, juga karena Tuhan menghendakinya?
Ayah: Betul sekali, buyung.

Anak: Tapi, bagaimana kita bisa tahu Tuhan menginginkan kita memerangi Afghan dan Iraq?
Ayah: Oh, itu, Tuhan sendiri yang bicara langsung dengan George W Bush.

Anak: Oh begitu, jadi pada dasarnya kita menyerbu Afghan dan Iraq karena George W. Bush hears voices in his head! (terjemahan secara harfiah: GWB mendengar suara-suara di kepalanya, secara ma'nawi: GWB tidak beres otaknya)

Para pembaca, pesan-pean apa yang dapat dipetik dari dialog simulasi di atas itu? Tidak lain dari ganasnya fitnah yang bertumpu pada paradigma prinsip nilai ganda demi keuntungan politik dan ekonomi, HAM jauh panggang dari api, ditendang jauh-jauh.

Firman Allah:
-- ALFTNT ASYD MN ALQTL (S. ALBQRT, 2:191), dibaca:
alfitnatu asyaddu minal qatli, artinya:
-- Fitnah itu lebih keras dari pembunuhan.
WaLlahu a'lamu bisshawab.
Sumber :http://wahyu-akal.co.nr/
*** Makassar, 30 Juli 2006 [H.Muh.Nur Abdurrahman]