Pemanfaatan DNA untuk Membuat Transistor

PERKEMBANGAN zaman terus menuntut untuk ditemukannya sirkuit elektronik yang semakin kecil. Tabung nanokarbon memiliki sifat elektronik yang luar biasa dan hanya berdiameter satu nanometer (sepermiliar meter). Benda tersebut dianggap sebagai material yang menjanjikan untuk proses miniaturisasi sirkuit elektronik, karena dimensinya yang kecil dan sifat elektronik yang baik. Namun proses manufakturing transistor berskala nano ini cukup sulit, karena memerlukan waktu lama dan pekerjaan intensif dari para tenaga ahli.



Beberapa fiksi ilmiah kini telah menjadi kenyataan. Lahirnya perpaduan antara dua teknologi besar yang menentukan arah peradaban dunia, yaitu nanoteknologi dan bioteknologi. Seperti pada sebuah tim peneliti dari Institut Teknologi Technion, Israel. Tim ini berhasil membuat transistor berskala nano dengan memanfaatkan kemampuan konstruksi molekul deoxyribonucleic acid (DNA) dan sifat elektronik yang luar biasa dari tabung nano karbon.

Transistor DNA tersebut dimaksudkan untuk menciptakan nanotransistor yang dapat merangkai dengan sendirinya (self assembly). Kekurangan dari tabung nanokarbon sebagai elemen utama dalam pembuatan sirkuit elektronik adalah tidak dapat merangkai sendiri.

Penelitian ini membuat para ahli nanoteknologi dunia terkesan dan menyatakan hal ini sangat spektakuler. Salah satunya adalah Cees Dekker, seorang ahli nanoscience dari Universitas Delft, Belanda. Suatu molekul biologi digunakan membuat peranti anorganik.

Tim ini terdiri dari para ahli dan asosiasi profesor Fakultas Fisika di Technion yang dikepalai Erez Braun. Ada dua tahap proses yang dilakukan tim ini dalam membuat nanotransistor. Tahap pertama, mereka menggunakan protein yang membuat tabung nano karbon dapat mengikat bagian spesifik pada untai DNA. Tahap kedua, mereka menyambungkan sisa molekul DNA yang tak berikatan dengan kawat konduktor.

DNA merupakan molekul organik yang terdapat dalam sel makhluk hidup sebagai pembawa informasi genetik, dan sangat baik dalam membangun sesuatu pada biologi molekuler. Namun sayang, DNA bukan penghantar listrik yang baik, sehingga perlu untuk memodifikasi DNA tersebut.

Rekayasa DNA

Setahun yang lalu, Braun dan koleganya mengembangkan sebuah teknik baru yang disebut dangan teknik sequence-specific molecular lithography. Pada teknik ini, mereka memanfaatkan proses biologi dasar, yaitu rekombinasi homologi yang bertanggung jawab pada pencampuran gen dalam sel untuk merekayasa DNA, sehingga dapat membuat DNA junction serta jaringannya dengan urutan nukleotida yang spesifik. Hal ini berguna untuk melapisi DNA dengan logam pada urutan yang spesifik tadi dan melokalisasi objek molekular pada tempatnya di molekul DNA.

Teknik yang dikembangkan Braun dan koleganya tersebut diaplikasikan untuk merangkai transistor tabung nano karbon. Mereka menggunakan tiga untai rekombinasi homologi yang terdiri dari untai ganda DNA yang panjang (dsDNA) dan untai tunggal DNA yang pendek (ssDNA). Molekul DNA ini mengode informasi untuk memandu proses perangkaian, molekul ssDNA memiliki urutan identik dengan lokasi yang diinginkan pada dsDNA untuk kegunaan transistor.

Pekerjaan pertama tim ini adalah proses polimerisasi protein RecA. Suatu protein penting yang bertanggung jawab dalam rekombinasi genetik pada bakteri. Kemudian protein yang diambil dari bakteri Escherichia-coli ini ditempelkan pada molekul ssDNA untuk membentuk filamen nukleoprotein. Filamen nukleoprotein ini berikatan dengan molekul dsDNA pada lokasi yang diinginkan, sesuai dengan urutan yang cocok antara dsDNA dan ssDNA.

Tahap selanjutnya adalah memfungsionalisasi tabung nano karbon berdinding tunggal (SWNT) dengan protein streptavidin yang berinteraksi dengan antibodi pada protein RecA, untuk menempatkan tabung nano pada tempat yang benar.

Langkah selanjutnya adalah menambahkan larutan ion perak. Ion-ion ini bermuatan positif dan secara kimiawi akan berikatan dengan bergugus fosfat (cenderung negatif) pada "tulang belakang" untai DNA, tapi hanya pada untai DNA yang tak berikatan dengan protein. Jadi, daerah aktif transistor tidak terlapisi logam. Senyawa aldehid ditambahkan untuk mereduksi ion-ion menjadi logam perak dan membentuk dasar dari kawat konduktor.

Untuk melengkapi peranti tersebut, logam emas ditambahkan. Logam ini membentuk inti pada permukaan perak dan membuat kawat konduktor secara penuh. Hasil akhirnya adalah kedua ujung peranti tabung nanokarbon tersambung kawat perak dan emas.

Peranti tersebut beroperasi sebagai transistor ketika tegangan diberikan pada substrat secara bervariasi. Hal ini menyebabkan tabung nanokarbon menjadi jembatan antar kawat. Braun beserta koleganya berhasil membuat 45 peranti berskala nano.

Penelitian yang dilakukan Braun ini sangat mendasar, memerlukan penelitian lebih lanjut, dan waktu yang lama guna menjadi sebuah teknologi. Namun penelitian ini merupakan satu langkah maju dalam mendobrak berbagai kemungkinan untuk merancang produk elektronik dan diagnostik. Tahap selanjutnya yang harus dilalui adalah membangun sebuah peranti pada DNA junction, mengganti substrat silikon sebagai sebuah "pintu masuk" untuk transistor. Maka jalan akan terbuka lebar untuk sirkuit logika yang lebih kompleks.***

Hendro Sujatmoko
Mahasiswa Kimia ITB.

Kissinger Dibelakang Pemboman 11 September 2001

Allah SWT berfirman: WAQYMWA ALWZN BALQSTH WLA TKHSRWA ALMYZAN (S. AL RHMN, 9), dibaca: wa aqi-mul wazna bilqisthi wala- tuhsirul mi-za-n (s. arrahma-n), artinya: dan tegakkanlah keseimbangan dengan adil (yang terbit dari nurani kamu) dan janganlah kurangi timbangan (55:9). Mizan, yaitu mengenai apa saja yang imbang. Dapat bermakna keseimbangan alam, dapat pula bermakna keseimbangan kejiwaan, dapat juga bermakna keseimbangan penilaian, keseimbangan pemberitaan, bahkan dapat bermakna suatu alat menimbang disebut timbangan. Sajian di bawah ini bertujuan untuk menyeimbangkan pemberitaan media barat yang tidak seimbang.



***
Mike Robert (49 tahun), kelahiran Washington yang memperoleh cum laude di bidang ilmu politik dari Universitas California, mantan kepala kepolisian wilayah Los Angeles, berhasil mengungkapkan tentang keterlibatan pemerintah Amerika dalam serangan 11 September tahun lalu atas gedung kembar WTC. Dalam sebuah ceramahnya di aula kampus universitas wilayah Portland yang diselenggarakan oleh majallah kampus "Re chard", Robert menyampaikan beberapa dokumen yang terkait dengan pemboman 11 September dan pasca pemboman itu sendiri. Ia memaparkan beberapa bukti yang cukup menggemparkan publik bahwa insiden "Selasa Hitam" itu telah digodok dan atas sepengetahuan Washington sendiri dan Henri Kissinger, mantan Menlu AS adalah dalang dari pemboman itu.


Dalam ceramahnya itu, yang memakan waktu satu setangah jam dan dihadiri oleh ribuan orang dari wilayah Asia Tengah, Robert menjelaskan dengan gamblang bahwa perang di Afghanistan sudah dirancang sekitar empat tahun yang lalu. Dan ia menjelaskan pula bagaimana Kissinger, mantan Menlu AS itu, adalah otak dari semua rencana itu. Dengan argumennya, ia menegaskan bahwa Amerika Serikat dan Inggris telah menyebarkan pasukan besarnya ke wilayah tersebut sebelum terjadinya pemboman di New York dan Washington. Pemerintah Amerika sendiri telah memerintahkan kepada FBI untuk menghentikan pelacakan. Robert menampilkan 40 foto dan dokumen yang meyakinkan keterlibatan pemerintah Amerika dalam peristiwa pemboman itu. Sampai-sampai saat presentasinya itu yang menampilkan data-data dan beberapa saksi mata peristiwa 11 September, hadirin sangat antusias sekali bahkan ada yang menangis.

Robert juga menegaskan bahwa di sana ada perhatian khusus dengan proyek pipa yang sudah disepakati baru-baru ini, dengan tujuan mengalirkan minyak dan gas dari republik-republik Asia Tengah ke wilayah Pakistan untuk dieksport ke Jepang dan China. Di ujung ceramahnya, Robert menyampaikan sebuah analisa tentang dampak serangan 11 September terhadap kehidupan masyarakat Amerika dan beberapa keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah Amerika cq Menteri Kehakiman John Eshcruphat yang membatalkan secara de facto tiga amandemen proyek undang-undang hak asasi manusia dan sebagian lainnya di buang. Ia juga menyampaikan beberapa bukti dan dokumen Kongres yang mendukung tudingannya bahwa pemerintah Amerika berencana merampas dana jaminan masyarakat.
[Sumber Majalah Al Quds Al Muqaddasiyah (01/01/2002), melalui Keluarga Islam Britania Raya dan Sekitarnya (KIBAR), Forum Silaturahmi warga Muslim Indonesia di UK].

***
Selama ini, Thaliban dan Afghanistan sering dicitrakan buruk oleh media barat. Sebagian besar citra itu ternyata pelintiran. Media barat sering menulis dengan memfitnah Thaliban, misalnya Thaliban dicitrakan sebagai kelompok yang keras dan represif. Namun data lapangan berbeda 180 derajat terhadap opini yang difitnahkan media barat. Thaliban adalah Muslim yang ramah. Gambaran jelasnya antara lain ada pada sosok Abdul Salam Zaeef, Duta Besar Taliban untuk Pakistan (yang sudah ditangkap pemerintah Pakistan). Zaeef jauh dari kesan keras. Pria berjenggot lebat ini sangat tawadhu', shaleh, dan ramah. Juga dari foto Usamah bin Laadin tampak sorot matanya teduh dan sejuk, tidak seperti fundamentalis teroris Bush yang memancarkan sorot mata yang licik (sluw).

Penguasa Taliban tidak kejam seperti yang difitnahkan oleh media barat. Di Kabul maupun Jalalabad (sebelum dibom fundamentalis terrorist Bush), tidak ada tentara yang menenteng-nenteng senjata lalu main sweeping. Yang dibawa cuma handy talkie (HT) untuk berkomunikasi dengan kesatuannya. Dengan alat itu, kalau datang musuh, mereka dapat melawan dengan serempak dan dari berbagai lini.

Penindasan terhadap perempuan pun tidak terbukti. Pakaian burqa yang oleh barat dianggap simbol penindasan, mestinya harus dilihat dalam konteks budaya. Ini memang pakaian asli Afghanistan. Artinya, itu bukan hasil kebijakan yang dimaksudkan untuk menindas. Yang tidak suka memakai cuma sebagian kecil, terutama mereka yang tinggal di wilayah bekas Uni Soviet. Di Pakistan pun banyak kaum hawa mengenakan burqa, mengapa ini tidak diekspos sebagai simbol penindasan oleh media barat?
Beberapa rumah sakit di Kabul dan Jalalabad mempekerjakan dokter perempuan Afghan yang rata-rata masih muda. Artinya, mereka belum lama menyelesaikan pendidikan. Ini merupakan bukti bahwa mereka bisa mengenyam pendidikan tinggi. Kalau tidak, mana mungkin bisa jadi dokter? Fakultas kedokteran, sebuah perguruan tinggi di Jalalabad (sebelum dibom fundamentalis terrorist Bush), malahan menyelenggarakan kuliah gratis.

Dalam masa pemerintahannya yang stabil selama 5 tahun, Thaliban mulai membangun prasarana jalan, jaringan listrik, telepon, sekolah, rumah sakit, sampai kawasan industri. Di Jalalabad, berdiri pabrik minyak goreng yang cukup besar. Perkebunan anggur, delima, jagung, gandum, hasilnya menggembirakan. Pengolahannya sudah melibatkan alat-alat modern, sudah pakai traktor. Kebun opium dimusnahkan.

Ketika pasukan Aliansi Utara mendekati Kabul dan Kandahar, Thaliban menyingkir, padahal sebenarnya bisa saja terus bertempur. Ini merupakan langkah yang manusiawi demi menghindari korban sipil. Justru setelah Kabul dan Kandahar dikuasai Aliansi Utara, banyak terjadi perkosaan dan pembantaian kejam. WaLlahu a’lamu bishshawab.
[Sumber: http://www.hidayatullah.com]

Cinta dan Waktu

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak: ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu.



Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat ke-b ingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. ementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta. Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu. "Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!" teriak Cinta. "Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan, "perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam.

Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini." Lalu Kakayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. "Kegembiraan! Tolong aku!", teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakan Cinta.

Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin panik. Tak lama lewatlah Kecantikan. "Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!", teriak Cinta. "Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini." sahut Kecantikan. Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan. "Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu," kata Cinta. "Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..." kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya.

Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!" Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi.

Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu. "Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata orang itu. "Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta heran. "Sebab," kata orang itu, "hanya Waktu lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu ..."

Melirik Teknologi Termoelektrik sebagai Sumber Energi Alternatif

Pada tahun 2020 mendatang diperkirakan kebutuhan energi akan bertambah sekitar 40 persen dari kebutuhan saat ini. Teknologi termoelektrik merupakan sumber alternatif utama dalam menjawab kebutuhan energi tersebut. Di samping relatif lebih ramah lingkungan, teknologi ini sangat efisien, tahan lama, dan juga mampu menghasilkan energi dalam skala besar maupun kecil.



Teknologi termoelektrik bekerja dengan mengonversi energi panas menjadi listrik secara langsung (generator termoelektrik), atau sebaliknya, dari listrik menghasilkan dingin (pendingin termoelektrik). Untuk menghasilkan listrik, material termoelektrik cukup diletakkan sedemikian rupa dalam rangkaian yang menghubungkan sumber panas dan dingin. Dari rangkaian itu akan dihasilkan sejumlah listrik sesuai dengan jenis bahan yang dipakai.


Kerja pendingin termoelektrik pun tidak jauh berbeda. Jika material termoelektrik dialiri listrik, panas yang ada di sekitarnya akan terserap. Dengan demikian, untuk mendinginkan udara, tidak diperlukan kompresor pendingin seperti halnya di mesin-mesin pendingin konvensional.

Voyager I dan II adalah contoh pesawat ruang angkasa yang memanfaatkan teknologi termoelektrik. Voyager yang diterbangkan NASA tahun 1977 ini dirancang khusus untuk terbang menjauhi Tata Surya sehingga solar cell tidak dapat dipergunakan.

Dalam menempuh perjalanan yang tak terbatas itu diperlukan pula energi yang besar dan stabil untuk mengirimkan data ke Bumi. Untuk itulah Voyager menggunakan teknologi termoelektrik dengan plutonium-238 sebagai sumber panasnya (Radioisotop Thermoelectric Generators-RTGs). Sistem ini mampu membangkitkan listrik sebesar 400 W, serta secara kontinu dan tanpa perawatan apa pun, Voyager tetap dapat mengirimkan data walau sudah terbang selama 30 tahun.

Keberhasilan ini memberikan peluang yang luas dalam aplikasi lainnya. Salah satunya adalah yang dikerjakan Nissan, dengan memanfaatkan panas dari mesin mobil.

Seperti kita ketahui, dari 100 persen bahan bakar yang dipakai, hanya sekitar 30 persen yang dipergunakan untuk menggerakkan mobil. Sebagian besar energi terbuang dalam bentuk panas di radiator dan gas buangan. Di antara kedua panas tersebut, gas buangan memiliki perbedaan panas lebih tinggi, yakni sekitar 300-700 derajat Celsius sehingga lebih baik untuk dikonversikan menjadi energi penggerak mobil. Dengan memanfaatkan gas buangan ini, mobil-mobil produksi Nissan mampu menghemat bahan bakar sebesar 10 persen.

Contoh menarik lainnya adalah yang dilakukan oleh Seiko Co Ltd. Seiko memasarkan jam termoelektrik sejak tahun 1998 dengan nama Seiko Thermic.

Jam tangan ini memanfaatkan perbedaan suhu tubuh dan suhu sekitarnya. Bahan yang digunakan, bismut-tellurium, mampu menghasilkan listrik sebesar 0,2 mV/ oC. Jika 1.000 buah material tersebut dipasang seri, tentu akan menghasilkan tegangan listrik 0,2 V dalam setiap perbedaan 1 oC. Untuk itu, Seiko membuat unit pembangkit listrik, terdiri atas 10 buah modul termoelektrik yang masing-masing berisi 100 kawat mikro. Dari setiap unit inilah dihasilkan energi listrik sebesar 0,15 V untuk mengisi baterai litium pada jam tersebut.

Aplikasi dalam pendingin termoelektrik lebih luas lagi. Pendingin wine di hotel Jepang sudah banyak yang mempergunakan teknologi ini. Pendingin termoelektrik dapat diletakkan dengan leluasa di bawah tempat tidur karena tidak menimbulkan suara dan getaran.

Mitsubishi saat ini juga sudah memproduksi kulkas termoelektrik yang mampu menghemat energi 20 persen dibandingkan dengan kulkas biasa. Dalam dunia komputer, termoelektrik dipergunakan untuk mendinginkan CPU komputer.

Toshiba mengembangkan sebuah alat yang dapat mendinginkan sumber panas itu sendiri. Panas yang dihasilkan dari sumber panas dalam komputer digunakan untuk membangkitkan listrik, kemudian listrik itu dipergunakan untuk memutar kipas yang diarahkan ke sumber panas. Perangkat ini mampu menurunkan panas sekitar 32 oC.

Jika alat ini ditambahkan dengan alat pengontrol, tentu bisa dikontrol pula suhu yang ingin dicapai oleh sumber panas tersebut, tanpa menggunakan energi dari luar, baik untuk pendinginnya ataupun untuk penghasil listriknya.

Sejarah penemuan energi termoelektrik

Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara kedua logam tersebut lalu diletakkan jarum kompas. Ketika sisi logam tersebut dipanaskan, jarum kompas ternyata bergerak. Belakangan diketahui, hal ini terjadi karena aliran listrik yang terjadi pada logam menimbulkan medan magnet. Medan magnet inilah yang menggerakkan jarum kompas. Fenomena tersebut kemudian dikenal dengan efek Seebeck.

Penemuan Seebeck ini memberikan inspirasi pada Jean Charles Peltier untuk melihat kebalikan dari fenomena tersebut. Dia mengalirkan listrik pada dua buah logam yang direkatkan dalam sebuah rangkaian. Ketika arus listrik dialirkan, terjadi penyerapan panas pada sambungan kedua logam tersebut dan pelepasan panas pada sambungan yang lainnya. Pelepasan dan penyerapan panas ini saling berbalik begitu arah arus dibalik. Penemuan yang terjadi pada tahun 1934 ini kemudian dikenal dengan efek Peltier. Efek Seebeck dan Peltier inilah yang kemudian menjadi dasar pengembangan teknologi termoelektrik.

Setelah itu, perkembangan termoelektrik tidak diketahui dengan jelas sampai kemudian dilanjutkan oleh WW Coblenz pada tahun 1913 yang menggunakan tembaga dan constantan (campuran nikel dan tembaga). Dengan efisiensi konversi sebesar 0,008 persen, sistem yang dibuatnya itu berhasil membangkitkan listrik sebesar 0,6 mW.

AF Ioffe melanjutkan lagi dengan bahan-bahan semikonduktor dari golongan II-V, IV-VI, V-VI yang saat itu mulai berkembang. Hasilnya cukup mengejutkan, di mana efisiensinya meningkat menjadi 4 persen. Ioffe melakukan satu lompatan besar di mana ia berhasil menyempurnakan teori yang berhubungan dengan material termoelektrik. Teori itu dibukukan tahun 1956 yang kemudian menjadi rujukan para peneliti hingga saat ini.

Penelitian termoelektrik muncul kembali tahun 1990-an setelah sempat menghilang hampir lima dasawarsa karena efisiensi konversi yang tidak bertambah. Setidaknya ada tiga alasan yang mendukung kemunculan tersebut.

Pertama, ada harapan besar ditemukannya material termoelektrik dengan efisiensi yang tinggi, yaitu sejak ditemukannya material superkonduktor High-Tc pada awal tahun 1986 dari bahan yang selama ini tidak diduga (ceramic material).

Kedua, sejak awal 1980-an, teknologi material berkembang pesat dengan kemampuan menyusun material tersebut dalam level nano. Teknologi analisis dengan XPS, UPS, STM juga memudahkan analisis struktur material.

Ketiga, pada awal tahun 1990, tuntutan dunia tentang teknologi yang ramah lingkungan sangat besar. Ini memberikan imbas kepada teknologi termoelektrik sebagai sumber energi alternatif.

Pengembangan energi termoelektrik

Banyak aplikasi lain penggunaan energi termoelektrik yang sedang dikembangkan saat ini, seperti pemanfaatan perbedaan panas di dasar laut dan darat, atau pemanfaatan panas bumi. Kesulitan terbesar dalam pengembangan energi ini adalah mencari material termoelektrik yang memiliki efisiensi konversi energi yang tinggi.

Parameter material termoelektrik dilihat dari besar figure of merit suatu material. Idealnya, material termoelektrik memiliki konduktivitas listrik tinggi dan konduktivitas panas yang rendah. Namun kenyataannya sangat sulit mendapatkan material seperti ini, karena umumnya jika konduktivitas listrik suatu material tinggi, konduktivitas panasnya pun akan tinggi.

Material yang banyak digunakan saat ini adalah Bi 2 Te 3, PbTe, dan SiGe. Saat ini Bi2 Te3 memiliki figure of merit tertinggi. Namun, karena terurai dan teroksidasi pada suhu di atas 500 oC, pemakaiannya masih terbatas.

Rendahnya figure of merit ini menyebabkan rendahnya efisiensi konversi yang dihasilkan, di mana saat ini efisiensinya masih berkisar di bawah 10 persen. Nilai ini masih berkurang sampai 5 persen setelah menjadi sebuah sistem pembangkit listrik. Masih cukup jauh dibandingkan dengan solar cell yang sudah mencapai 15 persen.

Namun, penelitian ini masih terus berkembang, apalagi setelah Yamaha Co Ltd berhasil menaikkan figure of merit sebesar 40 persen dari yang ada selama ini.

Edi Sukur Post Doctoral Fellow pada Tonen General Sekiyu KK, Jepang