Berjiwa Besar

Seorang anak mendatangi Ayahnya dan bertanya, bagaimana Ayahnya bisa bersikap tenang dan selalu tersenyum padahal begitu banyak orang yang sering membuatnya kecewa.
Sang Ayah pun tersenyum dan menunjukkan sebuah batu seukuran kepalan tangan. ?Kantongi sebuah batu sebesar ini setiap kali kamu bertemu dengan orang yang mengecewakanmu. Kembali lagi ke Ayah dalam beberapa hari? pinta sang Ayah.
Kemudian, baru setengah hari si anak berjalan ia sudah mengantongi beberapa batu. Satu hari terlalui, semakin banyak batu yang membebani anak tersebut dan memberatkan langkahnya. Dengan tertatih ia mendatangi Ayahnya dan berkata, ?berat sekali Ayah, saya tak sanggup melakukannya. Ini pun baru satu hari, bagaimana dengan esok dan hari-hari selanjutnya??
Lagi-lagi Ayahnya tersenyum dan membasuh peluh di kening anaknya. ?Begitulah yang kita rasakan jika setiap hari harus menanam sakit hati, iri, dengki, dan berbagai perasaan menderita lainnya di dalam hati. Berat nak, berat rasanya. Apalagi jika harus terus menerus membawa beban berat itu sepanjang hidup kita??
Kini, giliran sang anak yang tersenyum. Tentu setelah ia membuang semua batu yang seharian membebani pundaknya.
Ada orang yang betah bertahun-tahun bermusuhan, ada lagi yang mengaku sulit memaafkan orang yang telah pernah menyakitinya. Selain itu, ada orang-orang yang tak pernah dalam sehari tak iri, tak dengki terhadap tetangga, sahabat, atau bahkan saudaranya sendiri.
Sulitkah memaafkan? bukankah hidup akan lebih ringan hanya jika tak banyak yang membebani ruang jiwa ini?

Delapan nasihat Umar bin Khattab ra

1. barangsiapa meninggalkan ucapan yang tidak perlu, maka dia akan diberi hikmah
2. barangsiapa meninggalkan penglihatan yang tidak perlu, maka dia akan diberi kekhusyu'an dalam hati
3. barangsiapa meninggalkan makan yang berlebihan, maka dia diberi kenikmatan beribadah
4. barangsiapa meninggalkan tertawa yang berlebihan, maka dia akan diberi kewibawaan
5. barangsiapa meninggalkan humor, maka dia akan diberi kehormatan
6. barangsiapa meninggalkan cinta duniawi, maka dia akan diberi kecintaan kepada akhirat
7. barangsiapa meninggalkan perhatiannya kepada aib orang lain, maka dia akan diberi kemampuan untuk memperbaiki aibnya sendiri
8. barangsiapa meninggalkan penelitian tentang bagaimana wujud Allah, maka dia akan terhindar dari nifaq"

Rasulullah SAW bersabda:
"Manisnya iman tidak akan merasuk ke dalam hati seseorang hingga dia mau meninggalkan sebagian ucapan karena takut dusta, meskipun dia itu jujur; dan mau meninggalkan sebagian sanggahan meskipun dia itu benar." (HR Dailami)

"Barangsiapa benar-benar bersabar dalam menghadapi masalah pangan yang amat sulit, niscaya Allah akan menempatkannya di surga Firdaus dan di dalamnya dia boleh memilih tempat dimana saja yang disukainya" (HR Abu Syaikh)

"Siapa yang tergiur memenuhi syahwatnya (yang haram) namun dia mampu untuk menolaknya dan lebih mengutamakan penolakannya daripada memenuhi keinginan dirinya, maka dosa-dosanya diampuni" (HR Daraquthni)

"Tidaklah seorang hamba mengucapkan suatu ucapan yang maksudnya hanya untuk membuat orang lain tertawa, melainkan sungguh dia telah jatuh ke dalam jurang yang ukuran dalamnya lebih jauh daripada jarak antara langit dan bumi; dan sungguh dia tergelincir karena ulah lisannya yang kadarnya lebih parah daripada ketergelinciran kedua kakinya" (HR Khara'ithi)

"Diam adalah akhlaq yang terbaik, barangsiapa suka humor, tentu dia akan disepelekan" (HR Dailami)

"Ada enam faktor yang bisa menghapus amal kebaikan: yaitu suka memperhatikan atau membicarakan aib orang lain, hati yang keras beku (tidak mau menerima nasihat orang lain), cinta keduniaan, kurang memiliki rasa malu, panjang angan-angan, da senantiasa berbuat zalim (kepada orang lain)" (HR Dailami)

(Nashaihul Ibad, Imam Nawawi al Bantani, IBS, 2005)